26. PICTURE AND PICTURE
Picture and Picture ialah suatu metode mencar ilmu yang memakai gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:
1. Guru memberikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan bahan sebagai pengantar.
3. Guru memperlihatkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan bantalan an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / bahan sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
1. Guru ludang kecepeh mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.
27. NUMBERED HEADS TOGETHER
Numbered Heads Together ialah suatu metode mencar ilmu dimana setiap siswa dimemberikan nomor kemudian dibentuk suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok menerima nomor.
2. Guru memmemberikankan kiprah dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan tpendapatan yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok sanggup mengerjakannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5. Tpendapat dari sahabat yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6. Kesimpulan.
Keludang kecepehan:
• Setiap siswa menjadi siap tiruana.
• Dapat melaksanakan diskusi dengan sungguh-sungguh.
• Siswa yang arif sanggup mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
• Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
• Tidak tiruana anggota kelompok dipanggil oleh guru
Picture and Picture ialah suatu metode mencar ilmu yang memakai gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:
1. Guru memberikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan bahan sebagai pengantar.
3. Guru memperlihatkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan bantalan an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / bahan sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
1. Guru ludang kecepeh mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.
27. NUMBERED HEADS TOGETHER
Numbered Heads Together ialah suatu metode mencar ilmu dimana setiap siswa dimemberikan nomor kemudian dibentuk suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok menerima nomor.
2. Guru memmemberikankan kiprah dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan tpendapatan yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok sanggup mengerjakannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5. Tpendapat dari sahabat yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6. Kesimpulan.
Keludang kecepehan:
• Setiap siswa menjadi siap tiruana.
• Dapat melaksanakan diskusi dengan sungguh-sungguh.
• Siswa yang arif sanggup mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
• Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
• Tidak tiruana anggota kelompok dipanggil oleh guru
28. METODE INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION)
Metode pemeriksaan kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling tidak ringan dan sepele untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa semenjak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk mempunyai kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang memakai metode pemeriksaan kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok sanggup juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa menentukan topik yang ingin dipelajari, mengikuti pemeriksaan mendalam terhadap banyak sekali subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode pemeriksaan kelompok sanggup dikemukakan sebagai memberikankut:
a. Seleksi topik
Parasiswa menentukan banyak sekali subtopik dalam suatu wilayah duduk kasus umum yang biasanya digambarkan ludang kecepeh berlalu dan silam oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada kiprah (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akdingin dan damaiik.
b. Merencanakan kerjasama
Parasiswa beserta guru merencanakan banyak sekali mekanisme mencar ilmu khusus, kiprah dan tujuan umum yang konsisten dengan banyak sekali topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
c. Implementasi
Parasiswa melaksanakan planning yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan banyak sekali acara dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk memakai banyak sekali sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memmemberikankan pemberian kalau diperlukan.
d. Analisis dan sintesis
Parasiswa menganalisis dan mensintesis banyak sekali gosip yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan biar sanggup diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
e. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari banyak sekali topik yang telah dipelajari biar tiruana siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f. Evaluasi
Guru beserta siswa melaksanakan memperbaiki mengenai donasi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi sanggup meliputi tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
29. METODE JIGSAW
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan gosip yang besar menjadi komponen-komponen ludang kecepeh kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok mencar ilmu kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungtpendapat terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungtpendapat terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menuntaskan kiprah kooperatifnya dalam: a) mencar ilmu dan menjadi sangat menguasai dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya tiruanla. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “sangat menguasai” dalam subtopiknya dan mengajarkan gosip penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung tpendapat untuk memperlihatkan penguasaannya terhadap seluruh bahan yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
FRANK LYMAN, 1985
30. METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT ialah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang memperringan dan sepele diterapkan, melibatkan acara seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan kiprah siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas mencar ilmu dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa sanggup mencar ilmu ludang kecepeh rileks disamping menumbuhkan tanggung tpendapat, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru memberikan bahan dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran pribadi atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada dikala penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami bahan yang disampaikan guru, sebab akan membantu siswa bekerja ludang kecepeh baik pada dikala kerja kelompok dan pada dikala game sebab skor game akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 hingga 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akdingin dan damaiik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok ialah untuk ludang kecepeh mendalami bahan bersama sahabat kelompoknya dan ludang kecepeh khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok biar bekerja dengan baik dan optimal pada dikala game.
3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan mencar ilmu kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa menentukan kartu bernomor dan mencoba mentpendapat pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang mentpendapat benar pertanyaan itu akan menerima skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada tamat ahad atau pada setiap unit sehabis guru melaksanakan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan menerima akta atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team menerima julukan “Super Team” kalau rata-rata skor 45 atau ludang kecepeh, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40
Advertisement