6. METODE PROYEK
Metode proyek ialah suatu cara mengajar yang memdiberikan kesempatan kepada anak didik untuk memakai unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai materi pelajarannya. Bertujuan semoga anak didik tertarik untuk belajar.
Metode proyek ialah suatu cara mengajar yang memdiberikan kesempatan kepada anak didik untuk memakai unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai materi pelajarannya. Bertujuan semoga anak didik tertarik untuk belajar.
a. Keludang keringhan Metode Proyek
1) Dapat merombak contoh pikir anak didik dari yang sempit menjadi ludang keringh luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan duduk perkara yang dihadapi dalam kehidupan.
2) Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan mudah dan berkhasiat dalam kehidupan sehari-hari.
1) Dapat merombak contoh pikir anak didik dari yang sempit menjadi ludang keringh luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan duduk perkara yang dihadapi dalam kehidupan.
2) Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan mudah dan berkhasiat dalam kehidupan sehari-hari.
b. Kekurangan Metode Proyek
1) Kurikulum yang berlaku di negara kita ketika ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pengaplikasian metode ini;
2) Organisasi materi pelajaran, perencanaan, dan pengaplikasian metode ini sukar dan memerlukan kepakaran khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini;
3) Harus sanggup menentukan topik unit yang sempurna sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan mempunyai sumber-sumber berguru yang diperlukan;
4) Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga sanggup mengaburkan pokok unit yang dibahas.
1) Kurikulum yang berlaku di negara kita ketika ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pengaplikasian metode ini;
2) Organisasi materi pelajaran, perencanaan, dan pengaplikasian metode ini sukar dan memerlukan kepakaran khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini;
3) Harus sanggup menentukan topik unit yang sempurna sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan mempunyai sumber-sumber berguru yang diperlukan;
4) Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga sanggup mengaburkan pokok unit yang dibahas.
Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000.
7. PICTURE AND PICTURE
Langkah-langkah :
1. Guru memberikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar aktivitas berkaitan dengan materi
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman
Langkah-langkah :
1. Guru memberikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar aktivitas berkaitan dengan materi
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman
Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000.
8. NUMBERED HEAD TOGETHER ((KEPALA BERNOMOR)
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok menerima nomor
2. Guru memdiberikan kiprah dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawabanan yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok sanggup mengerjakannya/mengetahui jawabanannya
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5. Tasumsi dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6. Kesimpulan
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok menerima nomor
2. Guru memdiberikan kiprah dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawabanan yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok sanggup mengerjakannya/mengetahui jawabanannya
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5. Tasumsi dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6. Kesimpulan
SPENCER KAGAN, 1992
9. COOPERTIVE SCRIPT
Skrip kooperatif :
metode berguru dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara verbal mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan menciptakan ringkasan
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya sekomplit mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
• Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang komplit
• Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
5. Bertukar peran, tiruanla sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan ibarat diatas.
6. Kesimpulan Siswa gotong royong dengan Guru
7. Penutup
metode berguru dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara verbal mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan menciptakan ringkasan
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya sekomplit mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
• Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang komplit
• Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
5. Bertukar peran, tiruanla sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan ibarat diatas.
6. Kesimpulan Siswa gotong royong dengan Guru
7. Penutup
DANSEREAU CS., 1985
10. KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok menerima nomor
2. Penugasan didiberikan kepada setiap siswa menurut nomor terhadap kiprah yang berangkai
Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
3. Jika perlu, guru sanggup menyuruh kolaborasi antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan kiprah yang sama sanggup saling membantu atau mencocokkan hasil kolaborasi mereka
4. Laporkan hasil dan tasumsi dari kelompok yang lain
5. Kesimpulan
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok menerima nomor
2. Penugasan didiberikan kepada setiap siswa menurut nomor terhadap kiprah yang berangkai
Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
3. Jika perlu, guru sanggup menyuruh kolaborasi antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan kiprah yang sama sanggup saling membantu atau mencocokkan hasil kolaborasi mereka
4. Laporkan hasil dan tasumsi dari kelompok yang lain
5. Kesimpulan
Advertisement