BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Selain itu perusahaan juga ingin memdiberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang yang dihasilkannya, sebab kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkelas, dan yang diinginkan oleh konsumen.
Dalam mencapai taktik pemasaran yang sempurna dan terbaik untuk diterapkan, salah satunya perusahaan sanggup melihat dari faktor bauran pemasaran. Hal tersebut penting sebab bauran pemasaran merupakan salah satu pokok perberat sebelahan konsumen dalam melaksanakan keputusan pembelian suatu produk. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh konsumen, maka sanggup dipastikan bahwa perusahaan akan kehilangan banyak kesempatan untuk menjaring konsumen dan produk yang ditawarkan akan sia-sia. Pemasaran merupakan salah satu ilmu ekonomi yang telah usang berkembang, dan hingga pada ketika kini ini pemasaran sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk bisa bertahan di dalam pangsa pasar. oleh sebab itu diharapkan taktik pemasaran yang sanggup memdiberikan efek untuk menentukan berhasil atau tidaknya dalam memasarkan produknya. Apabila taktik pemasaran yang dilaksanakan perusahaan tersebut bisa memasarkan produknya dengan baik, hal ini akan kuat terhadap tujuan perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Pemasaran.
Pemasaran yaitu suatu proses sosial manajerial di mana individu dan kelompok mendapat kebutuhan dan harapan mereka dengan menciptakan, memperlihatkan dan bertukar sesuatu yang berskor satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu : kebutuhan, harapan dan permintaan; pasar, pemasaran dan pemasar.
Tujuan Pemasaran yaitu mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk yang di jual akan cocok sesuai dengan harapan pelanggan,sehingga produk tersebut sanggup terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menjadikan pelanggan siap membeli sehingga yang harus di fikirkan selanjutnya yaitu bagaimana membuat produk tersebut tersedia. Pengertian pemasaran oleh beberapa sangat menguasai diartikan menjadi :
Tujuan Pemasaran yaitu mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk yang di jual akan cocok sesuai dengan harapan pelanggan,sehingga produk tersebut sanggup terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menjadikan pelanggan siap membeli sehingga yang harus di fikirkan selanjutnya yaitu bagaimana membuat produk tersebut tersedia. Pengertian pemasaran oleh beberapa sangat menguasai diartikan menjadi :
1. William J Stanton, menyatakan bahwa Pemasaran yaitu keseluruhan intern yang berafiliasi dengan kegiatan-kegiatan perjuangan yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli baik pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.
2. Philip dan Duncan. Pemasaran meliputi tiruana langkah yang digunakan atau diharapkan untuk menempatkan barang-barang berwujud kepada konsumen.
2. Philip dan Duncan. Pemasaran meliputi tiruana langkah yang digunakan atau diharapkan untuk menempatkan barang-barang berwujud kepada konsumen.
3. American Marketing Association Pemasaran meliputi terlaksanakan kegiatan perjuangan niaga yang diarahkan pada arus ajaran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
Fungsi utama mengapa kegiatan pemasaran dilakukan :
Fungsi utama mengapa kegiatan pemasaran dilakukan :
1. Untuk memdiberikan informasi perihal produk yang dijual perusahaan.
2. Untuk mempengaruhi keputusan membeli konsumaen.
2. Untuk mempengaruhi keputusan membeli konsumaen.
3. Untuk membuat skor hemat suatu barang.
2.1.2 Kegiatan Utama pemasaran
Kegiatan utama pemasaran atau juga disebut marketing mix yaitu suatu perangkat perusahaan yang terdiri dari 4 variable yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan saluran distribusi dengan tujuan untuk menentukan tingkat keberhasilan pemasaran perusahaan yang bisa memdiberikan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen yang dipilih atau segmen pasar yang di harapkan.
2.2 Pembahasan.
2.2.1 Bauran Pemasaran
Kotler (2000) mendefinisikan bahwa “bauran pemasaran yaitu kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai target pemasarannya dalam pasar sasaran“. Sedangkan Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product, Price, Promotion dan Place).
1. Product (Produk).
Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan harapan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang sanggup ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk.memenuhi kebutuhan dan harapan tertentu. Produk merupakan tiruana yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk sanggup memenuhi kebutuhan dan harapan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide.
Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi perusahaan yang nantinya akan di jual perusahaan atau barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali kepada konsumen selesai (bagi perusahaan dagang). Dalam membahas apa itu produk sebagai salah satu dari keempat variable marketing mix maka kita bagi menjadi 3 cuilan :
a. Pemilihan produk
a. Pemilihan produk
b. Pembungkus barang
c. Merk barang
a. Pemilihan barang/produk
Kudang kecepejaksanaan perusahaan dalam menentukan produk yang akan dijual atau produk yang akan dibeli (bagi perusahaan dagang) amat kuat pada penentuan harga, strategi, promosi, yang akan dilakukan semoga berhasil dalam melaksanakan fungsi penjualan dari bidang pemasaran. Pemilihan barang atau produk yang sempurna untuk dipasarkan atau sesuai dengan sikap pembeli ataupun daya beli konsumen akan menguntungkan perusahaan sehingga hasil kegiatan perusahaan yang dicapai akan sanggup mempertahankan atau ditingkatkan demi kelangsungan hidup perusahaan. Yang penting disini yaitu bagaimana cara mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi perusahaan sebab terjadi proses tahapan siklus kehidupan barang. Siklus kehidupan barang ini akan selalu terjadi di mana pada suatu ketika kalau produk tersebut sudah mencapai tahap kejenuhan akan mengalami penurunan penjualan yang berarti juga terjadi turunnya tingkat pendapatan perusahaan. Oleh sebab itu sebelum perusahaan terlambat dalam mengatasi perjalanan produk dalam siklus kehidupan produk maka tindakan yang harus dilakukan yaitu taktik apa yang akan dilakukan atau kudang kecepejaksanaan apa yang akan dilakukan semoga sebelum produk tersebut sudah tidak laris lagi perusahaan sudah menyiapkan produk baru,sebagai pengganti atau taktik baru.
Tahap-tahap siklus kehidupan dibagi menjadi 5 tahapan di mana untuk masing-masing tahap suatu perusahaan harus memasang taktik atau kudang kecepejaksanaan yang berlainan untuk menjaga semoga kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Lima tahap tersebut yaitu sebagai diberikut :
Tahap-tahap siklus kehidupan dibagi menjadi 5 tahapan di mana untuk masing-masing tahap suatu perusahaan harus memasang taktik atau kudang kecepejaksanaan yang berlainan untuk menjaga semoga kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Lima tahap tersebut yaitu sebagai diberikut :
1. Tahap perkenalan
2. Tahap pertumbuhan
3. Tahap kedewasaan
4. Tahap kejenuhan
5. Tahap penurunan
1. Tahap Perkenalan
Tahap perkenalan ini pertanda bahwa barang yang dipasarkan benar-benar gres atau masyarakat belum tahu atau belum mengenalnya sehingga perlu memperkenalkan barang tersebut pada masyarakat melalui penyampaian informasi dengan kegiatan promosi yang gencar dan berangasan menekankan brand penjualan, keludang kecepehannya dibandingkan dengan produk homogen ataupun bagaimana kegunaanya bagi konsumen dan lain-lain. Tahap perkenalan ini biasanya memerlukan ongkos promosi yang sangat tinggi sedangkan hasil penjualan masih berjumlah sedikit dalam memdiberikan embel-embel pendapatan produsen. Tujuan utama promosi yaitu semoga konsumen tahu dan mengenal dengan baik produk perusahaan dan mulai menyukainya.
2. Tahap Pertumbuhan
Tahap pertunbuhan ditunjukan dengan meningkatnya volume penjualan dengan cepat sebab produk sudah menempatkan pada segmen pasar yang sesuai. Usaha yang dilakukan dalam tahap ini yaitu menurunkan kegiatan promosinya untuk diganti dengan memperluas dan meningkatkan distribusi ke daerah-daerah (lokasi-lokasi segmen pasar) yang belum dimasuki atau kegiatan promosi digantikan dengan persaingan harga dengan perusahaan pesaing.
Pada tahap ini bermunculan perusahaan-perusahaan pesaing yang mencoba merebut segmen pasar yang kita kuasai dengan menggunakan strategi-strategi yang dengan perlahan dan niscaya sanggup menggeser kedudukan perusahaan yang ludang kecepeh dulu masuk pasar.
3. Tahap kedewasaan dan kejenuhan
Tahap kedewasaan merupakan klimaks kejayaan perusahaan yang ditunjukan dengan peningkatan volume penjualan yang sangat tinggi. Pada tahap ini produk perusahaan sudah dikenal dengan baik oleh konsumen, sehingga perjuangan promosi amat sedikit peranannya dalam meningkatkan atau menambah volume penjualan.
Tambahan volume penjualan sudah dilakukan sedangkan cuilan pasar yang kita kuasai sudah banyak yang dimasuki produk-produk pesaing yang bertahap mulai mengikis segmen pasar kita, ditambah lagi dengan konsumen sudah mulai melirik produk homogen lainnya yang sekiranya mempunyai keunggulan ludang kecepeh banyak atau dengan kata lain konsumen sudah mulai jenuh dengan produk yang kita jual.
4. Tahap kehengkangan/penurunan
Tambahan volume penjualan sudah dilakukan sedangkan cuilan pasar yang kita kuasai sudah banyak yang dimasuki produk-produk pesaing yang bertahap mulai mengikis segmen pasar kita, ditambah lagi dengan konsumen sudah mulai melirik produk homogen lainnya yang sekiranya mempunyai keunggulan ludang kecepeh banyak atau dengan kata lain konsumen sudah mulai jenuh dengan produk yang kita jual.
4. Tahap kehengkangan/penurunan
Akibat buruk sikap konsumen tersebut menurunkan volume penjualan perusahaan sehingga perusahaan harus cepat-cepat mengambil kudang kecepejaksanaan semoga perusahaan tidak bangkrut. Adapun kudang kecepejaksanaan yang akan di ambil oleh perusahaan pada umumnya terdiri dari 2, yaitu :
1. Menghentikan produk yang sudah tidak sanggup bersaing dengan digantikan oleh barang yang benar-benar gres dan lain dibandingkan dengan produk lama. Kudang kecepejaksanaan ini sanggup berjalan dengan lancar asalkan perusahaan mempunyai tenaga yang punya kemampuan dalam membuat motivasi baru, ciptaan, atau membuat barang yang akan menggantikannya.
2. Tetap mempertahankan barang usang tetapi memperbaharui atribut-atribut lamanya baik dari segi kemasan atau sanggup juga menonjolkan keludang kecepehan lain. Kalau alternatif ini tidak sanggup dilakukan perusahaan harus sanggup membuat barang yang benar-benar gres yang memerlukan penelitian dari awal baik dari segi mutu, brand dagang, pembungkus, cara mendistribusikan dan lain-lain.
b. Pembungkus barang
Bungkus barang merupakan perberat sebelahan ke dua setelah produk yang homogen ternyata mempunyai kualitas yang sama kualitas yang sama, rasa yang sama atau kegiatan yang relative berbeda. Maka bagi pembeli yang merasa galau dengan banyak sekali brand tersebut alhasil akan memperberat sebelahkan bungkus luar produk yang akan dipilih. Oleh sebab itu bungkus juga memegang peranan penting dalam penjualan produk.
Untuk membuat bungkus semoga menarik pembeli maka perusahaan harus memperberat sebelahkan dari banyak sekali aspek baik aspek ekonomis, keindahan maupun praktisnya.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembungkusan diantaranya:
Untuk membuat bungkus semoga menarik pembeli maka perusahaan harus memperberat sebelahkan dari banyak sekali aspek baik aspek ekonomis, keindahan maupun praktisnya.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembungkusan diantaranya:
Bungkus yang membangkitkan hasrat untuk membeli.Ø Bungkus yang mudah diingat.Ø
Bungkus yang tidak menambah harga jual sehingga tidak sanggup besaing dengan produk homogen yang lain.Ø Bungkus di design semoga sanggup menjaga mutu barang, megampangkanØ pengangkutan, penyimpanan, penyusunan di rak took, atau memmpunyai kegiatan setelah digunakan habis (ada kegiatan ganda).
c. Merk Barang
Merk barang yang dinyatakan dengan kata-kata saja atau disertai dengan gambar tertentu untuk mempertegaskan yaitu sangat penting bagi perusahaan untuk membedakan perusahaan yang satu dengan yang lain. Dengan melihat brand seseorang yang sudah menggemari atau fanatic terhadap rasanya, mutunya atau keadaanya tidak akan nemilih lagi dalam menentukan lagi dalam membeli barang cukup hanya dengan melihat gambar tertentu atau kata-kata tertentu dalam suatu prroduk menganggap sudah cukup memutuskan untuk membeli.
Dengan brand yang sudah menjadi langganan pemakai sanggup menghemat waktu dalam membeli sebab sanggup menyuruh orang lain untuk membelinya (praktis) dan membuat anggaran tertentu dalam memakainya. Banyaknya manfaat yang sanggup diperoleh konsumen ini ternyata terlihat juga oleh produsen sehingga sering sekali produsen menggunakan brand tersebut sebagai salah satu taktik pemasarannya dengan jalan perusahaan memproduksi barang yang tidak terlalu berbeda setiap menggunakan banyak sekali merk, hal ini dilakukan untuk menguasai pasar.
2. Price (Harga)
Bauran harga berkenaan dcngan kudang kecepejakan strategis dan taktis menyerupai tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara banyak sekali kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan sanggup terjangkau oleh konsumen.
Definisi harga berdasarkan Philip Kotler yaitu : “price is the amount of money charged for a product or service. More broadly, price is the sum of all the value that consumers exchange for the benefits of having or using the product or service”. Harga yaitu sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara ludang kecepeh luas, harga yaitu keseluruhan skor yang ditukarkan konsumen untuk mendapat keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa. Sedangkan Stanton mendefinisikan harga: “Price is the amount of money and or goods needed to acquire some combination of another goods and its companying services”. Pengertian di atas mengandung arti bahwa harga yaitu sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk mendapat kombinasi dari barang yang lain yang disertai dengan pemdiberian jasa. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana suatu ketika harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seknorma dan sopan santun harga sanggup juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan.
Harga yaitu sejumlah uang yang harus dibayar oleh pengguna untuk mendapat produk. Dengan kata lain seseorang akan membeli barang kita bila pengorbanan yang dikeluarkan (uang dan waktu) sesuai dengan manfaat yang diperoleh dari prouksi tersebut (Moenroe, 1990). Jika hal ini dikaitkan dengan produk layanan, maka seseorang akan tiba ke tempat kita bila waktu atau dana yang dikorbankan untuk mendapat produk layanan kita sesuai dengan produk layanan yang ditawarkan. Harga dan kudang kecepejaksanaan harga yaitu elemen yang paling banyak diperdebatkan dalam pemasaran. Harga yaitu satu-satunya variabel taktik pemasaran yang berkaitan dengan pemasukan, bagaimanapun harga mendatangkan problem tersendiri. Condous (1983) menyarankan, “…apabila pengenaan biaya (charging) merupakan suatu keharusan, maka besarnya harus diadaptasi dengan kemampuan pengguna.”Dalam hal pemasaran jasa, kreatifitas dan kesangat menguasaian administrasi paling banyak dibutuhkan dalam problem penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menjadikan beresiko yang penting dalam penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menjadikan beresiko yang penting dalam penetapan harga. Hal yang menarik sekali yaitu bahwa para penjual kerap kali mengetahui usul in-elastis. Oleh sebab itu mereka memutuskan harga yang paling tinggi. Akan tetapi mereka lalai bertindak yang sebaliknya, bila menghadpi usul yang elastis, walaupun harga ludang kecepeh rendah akan menaikkan penjualan unit, pendapatan total, penggunaan kemudahan dan mungkin juga naiknya keuntungan membersihkan. Prinsip penetapan harga barang sanggup juga diterapkan daam penetapan harga jasa. Secara singkat prinsip-prinsip penetapan harga berdasarkan Zeithaml dan Bitner (1996) yaitu sebagai diberikut:
Harga yaitu sejumlah uang yang harus dibayar oleh pengguna untuk mendapat produk. Dengan kata lain seseorang akan membeli barang kita bila pengorbanan yang dikeluarkan (uang dan waktu) sesuai dengan manfaat yang diperoleh dari prouksi tersebut (Moenroe, 1990). Jika hal ini dikaitkan dengan produk layanan, maka seseorang akan tiba ke tempat kita bila waktu atau dana yang dikorbankan untuk mendapat produk layanan kita sesuai dengan produk layanan yang ditawarkan. Harga dan kudang kecepejaksanaan harga yaitu elemen yang paling banyak diperdebatkan dalam pemasaran. Harga yaitu satu-satunya variabel taktik pemasaran yang berkaitan dengan pemasukan, bagaimanapun harga mendatangkan problem tersendiri. Condous (1983) menyarankan, “…apabila pengenaan biaya (charging) merupakan suatu keharusan, maka besarnya harus diadaptasi dengan kemampuan pengguna.”Dalam hal pemasaran jasa, kreatifitas dan kesangat menguasaian administrasi paling banyak dibutuhkan dalam problem penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menjadikan beresiko yang penting dalam penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menjadikan beresiko yang penting dalam penetapan harga. Hal yang menarik sekali yaitu bahwa para penjual kerap kali mengetahui usul in-elastis. Oleh sebab itu mereka memutuskan harga yang paling tinggi. Akan tetapi mereka lalai bertindak yang sebaliknya, bila menghadpi usul yang elastis, walaupun harga ludang kecepeh rendah akan menaikkan penjualan unit, pendapatan total, penggunaan kemudahan dan mungkin juga naiknya keuntungan membersihkan. Prinsip penetapan harga barang sanggup juga diterapkan daam penetapan harga jasa. Secara singkat prinsip-prinsip penetapan harga berdasarkan Zeithaml dan Bitner (1996) yaitu sebagai diberikut:
1. Perusahaan harus memperberat sebelahkan sejumlah faktor dalam memutuskan harganya, yang mencakup: pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat permintaan, prakiraan biaya, menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode penetapan harga, dan menentukan harga akhir.
2. Perusahaan tidak selalu harus berupaya mencari profit makasimum melalui penetapan harga. Sasaran lain yang bisa mereka capai yaitu meliputi survival, memakasimumkan penerimaan sekarang, memakasimumkan pertumbuhan penjualan, memakasimumkan penguasaan (skimming) pasar dan kepemimpinan produk atau kualitas.
3. Para pemasar hendaknya memahami seberapa responsif usul terhadap
perubahan harga. Untuk mengmemperbaiki sensitifitas harga, para pemasar bisa menghitung elastisitas permintaan, yang sanggup dirumuskan sebagai diberikut:
Elastisitas = Persen (%) perubahan dalam kuantitas yang dibeli
Persentase perubahan dalam harga
4. Berbagai jenis biaya harus siperberat sebelahkan dalam memutuskan harga, termasuk di dalamnya yaitu biaya pribadi dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya variabel, biaya tidak pribadi yang bisa dilacak, dan biaya-biaya yang teralokasi. Bila suatu produk atau jasa harus mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, harga harus bisa menutup tiruana biaya meliputi mark-upnya.
5. Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat usul barang dan jasa yang ditawarkan peruasahaan dan karenanya harus diperberat sebelahkan dalam proses penetapan harga.
6. Berbagai cara penetapan yang ada meliputi mark-up, target perolehan, skor yang bisa diterima, going rate, sealed-bid, dan harga psikologis.
7. Setelah memutuskan struktur harga, perusahaan menyesuikan harganya dengan menggunakan harga geografis, diskon harga, harga promosi, dan harga diskrimiasi, serta harga bauran produk.
Dalam situasi tertentu, pengguna melaksanakan peskoran atau menghitung-hitung perihal apa yang akan mereka peroleh sebagai tanggapan dari apa yang mereka diberikan. Dengan demikian, harga merupakan pembatas (trade-of) untuk sejumlah benefit (skor) yang akan didiberikan oleh suatu produk (barang atau jasa) dengan sejumlah biaya yang dikaitkan dengan sejumlah biaya yang dikaitkan dengan penggunaan produk tersebut (Yazid), 1999). Pusat informasi yang menghendaki profit harus bisa menutup tiruana biaya yang berkaitan dengan proses memproduksi dan memasarkan suatu jasa. Selanjutnya memutuskan marjin secukupnya sehingga bisa memdiberikan keuntungan yang memuaskan.
Yazid (1999) yang menyampaikan bahwa, “Harga atau biaya sebuah jasa akan meliputi harga yang bersifat moneter dan harga yang bersifat non-moneter. Harga yang bersifat moneter mempuyai peranan penting bagi cuilan pemasaran untuk mengukur tingkat atau porsi penerimaan dari konsumen”. Selanjutnya dikatakan bahwa, di samping itu beberapa biaya non-moneter yang mungkin diperhitungkan konsumen knorma dan sopan santun menggunakan suatu jasa mencakup:
1. Waktu. Waktu merupakan komoditas utama bagi sejumlah orang, dan bagi seseorang yang memperlihatkan jasa dengan pelayanan yang berbeda kepada setiap individu, tetapi mempunyai keterbatasan waktu, mereka akan memperhitungkan biaya terhadap waktu yang digunakan dalam mencari/memburu suatu jasa, sebab barangkali waktu yang termembuang itu bahwasanya sanggup digunakan untuk keperluan lain.
2. Upaya-upaya yang bersifat fisik. Biaya untuk melaksanakan upaya-upaya fisik yang diharapkan unruk memperoleh sejumlah jasa bisa saja dimasukkan, khususnya bila penyajian jasa dilakukan secara swalayan.
3. Biaya-biaya sensor. Biaya-biaya ini bisa saja dikenakan sehubungan dengan adanya kudang kecepesingan, wangi tidak sedap, ajaran udara yang tidak lancar, terlalu gerah atau terlalu hirau taacuh ruangannya, tempat duduk yang tidak nyaman, lingkungan yang terkesan jorok, bahkan rasa yang tidak mengenakkan.
4. Biaya-biaya psikologis. Biaya-biaya ini kadang kala dikenakan untuk penggunaan suatu jasa tertentu, menyerupai upaya yang bersifat mental (berpikir), perasaan adanya ketimpangan atau ketidakadilan bahkan rasa takut. (Yazid, 1999)
3. Promotion (Promosi)
3. Promotion (Promosi)
Bauran promosi meliputi banyak sekali metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat. Menggambarkan banyak sekali macam cara yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen.
3.1.1 Promosi
1. Pengertian Promosi.
Promosi yaitu arus informasi atau persuasi satu arah yang sanggup mengarahkan organisasi atau seseorang untuk membuat transaksi antara pembeli dan penjual.
Promosi merupakan kegiatan terakhir dari marketing mix yang sangat penting sebab kini ini kebanyakan pasar ludang kecepeh banyak bersifat pasar pembeli di mana keputusan terakhir terjadinya transaksi jual beli sangat dipengaruhi oleh konsumen. Oleh sebab itu pembeli yaitu raja. Para produsen banyak sekali barang bersaing untuk merebut hati pembeli semoga tertarik dan mau membeli barang yang dijualnya. Pada dasarnya keputusan membeli sangat dipengaruhi oleh motif-motif perberat sebelahan secara sentimental, menyerupai : merasa bangga, sugesti, angan-angan dan sebagainya. Tetapi bisa juga pembeli membeli secara rasional seperti: sebab memperberat sebelahkan riwatnya, ekonomisnya, segi kepraktisan, harganya, pengangkutannya dan sebagainya. Dalam promosi terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan, pada umumnya ada 4 kegiatan yang biasa dilakukan yaitu:
a. Periklanan.
Promosi merupakan kegiatan terakhir dari marketing mix yang sangat penting sebab kini ini kebanyakan pasar ludang kecepeh banyak bersifat pasar pembeli di mana keputusan terakhir terjadinya transaksi jual beli sangat dipengaruhi oleh konsumen. Oleh sebab itu pembeli yaitu raja. Para produsen banyak sekali barang bersaing untuk merebut hati pembeli semoga tertarik dan mau membeli barang yang dijualnya. Pada dasarnya keputusan membeli sangat dipengaruhi oleh motif-motif perberat sebelahan secara sentimental, menyerupai : merasa bangga, sugesti, angan-angan dan sebagainya. Tetapi bisa juga pembeli membeli secara rasional seperti: sebab memperberat sebelahkan riwatnya, ekonomisnya, segi kepraktisan, harganya, pengangkutannya dan sebagainya. Dalam promosi terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan, pada umumnya ada 4 kegiatan yang biasa dilakukan yaitu:
a. Periklanan.
b. Personal selling.
c. Promosi penjualan.
d. Publisitas dan humas.
a. Periklanan (Advertensi)
Periklanan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang sering dilakukan perusahaan melalui komunikasi non individu dengan sejumlah biaya menyerupai iklan melalui media masa, perusahaan iklan, forum non laba, individu-individu yang membuat poster dan sebagainya. Periklanan dilakukan untuk memasarkan produk baru, memasuki segmen pasar yang gres atau yang tidak terjangkau oleh salesman maupun personal selling. Periklanan sering dilakukan baik melalui surat kabar, radio dan TV, pos pribadi atau bahkan melalui biro periklanan.
b. Personal selling
Personal selling yaitu kegiatan promosi yang dilakukan antar individu yang sering bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan kekerabatan pertukaran yang saling menguntungkan kedua belah pihak.*)
Proses personal selling yaitu sebagai diberikut:
Proses personal selling yaitu sebagai diberikut:
Pelayanan setelah penjualan
*) Nichles : “Principles of marketing” Prentice Hall 1978.
c. Promosi penjualan
Promosi penjualan yaitu salah satu bentuk kegiatan promosi dengan menggunakan alat peraga seperti: Peragaan, pameran, demonstrasi, hadiah, rujukan barang dan sebagainya.
d. Publisitas
Publisitas merupakan kegiatan promosi yang hampir sama dengan periklanan yaitu melalui media masa tetapi informasi yang didiberikan tidak dalam bentuk iklan tetapi
berupa diberita. Biasanya forum yang dipublisitaskan tidak mengeluarkan biaya sedikitpun tetapi bisa merugikan kalau forum yang dipublisitaskan didiberitakan kejelekannya
.
4. Saluran Distribusi ( Place )
Merupakan keputusan distribusi menyangkut kegampangan saluran terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen sanggup dengan mudah memperoleh suatu produk.
4.1. Pengertian Saluran Distribusi.
4.1. Pengertian Saluran Distribusi.
Definisi berdasarkan Philip Kotler mengenai distribusi yaitu : “The various the company undertakes to make the product accessible and available to sebuah incaran customer”. Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran. Sebagai salah satu variabel marketing mix, place / distribusi mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya, sebab tujuan dari distribusi yaitu menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.
4.2 Pemilihan saluran distribusi
Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memdiberikan jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran perihal bagaimana cara mengirimkan atau memberikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus diperberat sebelahkan sebab dalam bidang jasa sering kali tidak sanggup ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada ketika bersamaan. Saluran distribusi sanggup dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling bergantungan satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk/pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus sanggup mencari distributor dan lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas. Saluran distribusi yaitu saluran yang digunakan produsen untuk menyalurkan barang hasil produksinya kepada konsumen, baik hingga berpindahnya hak (penguasaan) hingga dengan pemindahan barang maupun hanya pemindahan hak kepemilikannya saja. Pemilihan saluran distribusi harus memperberat sebelahkan hal-hal sebagai diberikut:
a. Sifat pembeli, menyerupai kudang kecepeasaan membeli, frekuensi pembelian, letak geografis dsb.
b. Sifat produk.
b. Sifat produk.
c. Sifat perantara.
d. Sifat pesaing
e. Sifat perusahaan, dan sebagainya Sifat pembeli sangat mempengaruhi keputusan produsen dalam menentukan saluran distribusi yang dipakai. Sebagai contohnya, kalau jumlah pembeli hanya, frekuensi pembelian dalam jumlah yang kecil-kecil maka akan membuat produsen cenderung menentukan saluran distribusi yang panjang.
Demikian juga sifat produk juga merupakan perberat sebelahan produsen yang tidak kalah pentingnya. Misalnya, apakah barang tersebut mudah rusak atau tidak, bagaimana ukurannya, bagaimana kualitas barang kalau dilihat dari segi konsumen, harganya dan sebagainya. Ketiruananya itu perlu dijadikan materi perberat sebelahan yang penting juga.
Demikian juga problem sifat perantara, perusahaan, pesaing, pasar yang dituju dan sebagainya menjadi faktor yang penting dalam menentukan saluran distribusi yang akan digunakan perusahaan. Saluran distribusi yang digunakan itu dengan tujuan semoga barang yang ditawarkan hingga pada konsumen industry maupun konsumen akhir. 4.3 Alternatif pemilihan saluran distribusi. Untuk menggunakan saluran distribusi tertentu di samping memperberat sebelahkan faktor-faktor di atas perusahaan juga perlu mengetahui unsure apa saja yang bahwasanya juga mempengaruhi pemilihan saluran distribusi, diantaranya:
a. Tipe perantara. Perantara dalam kenyataannya juga melaksanakan beberapa macam fungsi pemasaran menyerupai penyimpanan, pengangkutan, penjualan, pembelian dan sebagainya. Kalau fungsi pemasaran yang dilakukan mediator ternyata ludang kecepeh efisien disbanding dengan kalau fungsi pemasaran dilakukan oleh produsen maka produsen yang bersangkutan biasanya memasukan mediator kedalam saluran distribusi yang dipilihnya.
Pada dasarnya ada 3 jenis mediator yaitu :
Demikian juga sifat produk juga merupakan perberat sebelahan produsen yang tidak kalah pentingnya. Misalnya, apakah barang tersebut mudah rusak atau tidak, bagaimana ukurannya, bagaimana kualitas barang kalau dilihat dari segi konsumen, harganya dan sebagainya. Ketiruananya itu perlu dijadikan materi perberat sebelahan yang penting juga.
Demikian juga problem sifat perantara, perusahaan, pesaing, pasar yang dituju dan sebagainya menjadi faktor yang penting dalam menentukan saluran distribusi yang akan digunakan perusahaan. Saluran distribusi yang digunakan itu dengan tujuan semoga barang yang ditawarkan hingga pada konsumen industry maupun konsumen akhir. 4.3 Alternatif pemilihan saluran distribusi. Untuk menggunakan saluran distribusi tertentu di samping memperberat sebelahkan faktor-faktor di atas perusahaan juga perlu mengetahui unsure apa saja yang bahwasanya juga mempengaruhi pemilihan saluran distribusi, diantaranya:
a. Tipe perantara. Perantara dalam kenyataannya juga melaksanakan beberapa macam fungsi pemasaran menyerupai penyimpanan, pengangkutan, penjualan, pembelian dan sebagainya. Kalau fungsi pemasaran yang dilakukan mediator ternyata ludang kecepeh efisien disbanding dengan kalau fungsi pemasaran dilakukan oleh produsen maka produsen yang bersangkutan biasanya memasukan mediator kedalam saluran distribusi yang dipilihnya.
Pada dasarnya ada 3 jenis mediator yaitu :
1. Pedagang (Wholesaler) yaitu mediator yang secara faktual mempunyai barang dagangan dan melaksanakan fungsi pemasaran di mana barang yang di dagangkan dalam jumlah volume penjualan yang besar sehingga pedagang besar ini biasanya hanya melayani pembelian dalam jumlah yang banyak atau dengan kata lain tidak melayani kosumen selesai yang membeli untuk memenuhi kebutuhan pribadinnya (atau besifat non-bisnis).
2. Pengecer (retailer) yaitu mediator yang berafiliasi pribadi dengan konsumen selesai baik konsumen untuk keperluan pribadi maupun konsumen industri. Kalau digambarkan saaluran distribusi tersebut yaitu sebagai diberikut
2. Pengecer (retailer) yaitu mediator yang berafiliasi pribadi dengan konsumen selesai baik konsumen untuk keperluan pribadi maupun konsumen industri. Kalau digambarkan saaluran distribusi tersebut yaitu sebagai diberikut
3. Agen, Agen merupakan mediator yang ketiga, distributor mempunyai perbedaan baik dengan pedagang besar mupun pengecer. Hal ini diperlihatkan pada problem hak kepemilikan barang yang dijualnya. Kalau pedagang besar dan pengecer mempunyai hak milik pada barang yang dijual maka kalau pada distributor sebaliknya. Biarpun sebagai distributor mereka bisa menjual dalam partai besar tetapi tetap hak miliknya ada pada produsennya
memasukan distributor dan pribadi ke konsumen akhir.
memasukan distributor dan pribadi ke konsumen akhir.
b. Jumlah Perantara. Kalau ditinjau dari jumlah perantara, ini menyangkut untuk tingkat penyebaran pasar yang diinginkan oleh produsen. Dengan memperberat sebelahkan jumlah perantara/penyalur maka produsen mempunyai 3 jenis kudang kecepejaksanaan alternative pemakaian saluran distribusi, yaitu:
1. Distribusi Insentif. Kudang kecepejaksanaan yang digunakan perusahaan dengan jalan menggunakan sebanyak mungkin penyalur atau pengecer untuk mencapai dengan cepat kebutuhan konsumen sanggup terpenuhi dengan segera. Biasanya kudang kecepejaksanaan ini dilakukan kalau produsen menjual barang-barang konsumsi sejenis, konvinen atau kebutuhan pokok sehari-hari.
2. Distribusi selektif. Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya menggunakan beberapa mediator saja, untuk megampangkan pengawasan terhadap penyalur. Distribusi ini digunakan untuk memasarkan barang-barang baru, barang Istimewa maupun barang industri jenis peralatan ekstra. Sehingga dalam pemakaian saluran distribusi ini produsen berusaha menentukan berapa penyalur yang benar-benar baik dan bisa melaksanakan fungsi pemasaran.
3. Distribusi khusus. Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya menentukan satu mediator saja dalam wilayah geografis tertentu. Hal ini digunakan untuk pengawasan yang ludang kecepeh intensif dan mendorong semangat penyalur semoga berangasan dalam melaksanakan fungsi pemasarannya. Distribusi ini digunakan produsen penghasil barang-barang yang relatif mahal/berat. Karena pemasaran bukanlah ilmu niscaya menyerupai keuangan (finance), teori Marketing mix juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya yaitu People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses). Penulis buku Seth Godin, misalnya, juga memperlihatkan teori P gres yaitu Purple Cow.[1] Perencanaan saluran distribusi dilakukan dengan maksud untuk memperlancar penyaluran produk semoga hingga kepada konsumen. Dengan kegiatan distribusi ini diharapkan sanggup mempergampang konsumen untuk memperoleh produk setiap saat. Kecepatan dan ketepatan dari saluran distribusi yang dilakukan oleh perusahaan akan sangat membantu konsumen dalam mendapat produk perusahaan, hal ini semoga sanggup menaikkan gambaran keberadaan produk dan perusahaan itu sendiri.
2. Distribusi selektif. Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya menggunakan beberapa mediator saja, untuk megampangkan pengawasan terhadap penyalur. Distribusi ini digunakan untuk memasarkan barang-barang baru, barang Istimewa maupun barang industri jenis peralatan ekstra. Sehingga dalam pemakaian saluran distribusi ini produsen berusaha menentukan berapa penyalur yang benar-benar baik dan bisa melaksanakan fungsi pemasaran.
3. Distribusi khusus. Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya menentukan satu mediator saja dalam wilayah geografis tertentu. Hal ini digunakan untuk pengawasan yang ludang kecepeh intensif dan mendorong semangat penyalur semoga berangasan dalam melaksanakan fungsi pemasarannya. Distribusi ini digunakan produsen penghasil barang-barang yang relatif mahal/berat. Karena pemasaran bukanlah ilmu niscaya menyerupai keuangan (finance), teori Marketing mix juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya yaitu People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses). Penulis buku Seth Godin, misalnya, juga memperlihatkan teori P gres yaitu Purple Cow.[1] Perencanaan saluran distribusi dilakukan dengan maksud untuk memperlancar penyaluran produk semoga hingga kepada konsumen. Dengan kegiatan distribusi ini diharapkan sanggup mempergampang konsumen untuk memperoleh produk setiap saat. Kecepatan dan ketepatan dari saluran distribusi yang dilakukan oleh perusahaan akan sangat membantu konsumen dalam mendapat produk perusahaan, hal ini semoga sanggup menaikkan gambaran keberadaan produk dan perusahaan itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam konsep pemasaran modern banyak perusahaan yang mengacu pada bauran pemasaran di dalam merancang acara pemasarannya. Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi mempunyai peranan yang sangat penting guna mensukseskan acara pemasaran dari suatu perusahaan. Dengan melaksanakan perencanaan terhadap empat bauran pemasaran diharapkan perusahaan sanggup merumuskan acara pemasaran yang sempurna bagi produk yang akan ditawarkan kepada konsumen.
Perencanaan produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus benar- benar sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selain itu, produk yang dihasilkan harus mencerminkan kualitas yang baik. Hal tersebut semoga sesuai dengan tujuan perusahaan yang mana produk yang dihasilkan sanggup diterima dan sesuai dengan kebutuhan konsumen dan sanggup memuaskan konsumen. Karena produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran, keberhasilan suatu perusahaan sanggup diketahui dari respon yang ditunjukkan oleh konsumen.
Pada situasi persaingan dan perubahan yang bergerak begitu cepat ini perusahaan ditekan oleh faktor-aktor eksternal menyerupai perubahan teknologi, ekonomi, sosial kultural dan pasar. Di sisi lain, secara internal perusahaan menghadapi perubahan organisasi yang tak kalah peliknya, menyerupai problem budaya perusahaan, struktur, karyawan, pemegang saham. Dalam situasi menyerupai ini konsep pemasaran tidak lagi cukup hanya berbicara perihal penjualan, periklanan atau bahkan konsep bauran pemasaran 4P (product, place, pricing, dan promotion).
Pemasaran harus dilihat sebagai suatu konsep bisnis taktik (strategic business concept). Artinya pemasaran tidak lagi sekadar marketing as it is, melainkan harus diintegrasikan dengan taktik perusahaan secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
- Hermawan Kartajaya dan Philip Kotler, 2002, Rethinking Marketing; Sustainable Marketing Enterprise in Asia. Jakarta: Prenhallindo.
- Keegan, Warren J. 1996, Manajemen Pemasaran Global: Alih Bahasa, Alexander Sindoro Jilid 1, Jakarta: Prenhallindo.
- Widyatmini,1995, Pengantar Bisnis,Cetakan ke IV edisi 1,seri,Depok,Seri Diktat Kuliah:Gunadarma
- Gruenwald, G. 1985. Seri Pemasaran dan Promosi, Pengembangan Produk Baru, PT Alex Media Komputindo, Jakarta
- Gruenwald, G. 1985. Seri Pemasaran dan Promosi, Pengembangan Produk Baru, PT Alex Media Komputindo, Jakarta
- Kotler, P. 1995. Manajemen Pemasaran; Analisa, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jilid I, edisi kedelapan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
- Dan Berbagai sumber lainnya.
- Dan Berbagai sumber lainnya.
Advertisement